Nurkilan : Abdul Razak Nordin a.k.a Ajak
Bermula sejarah di Gua Hirak,
Nabi terakhir mendapat wahyu,
Wahyu pertama , Iqra' ,
Menyuruh membaca.
Manakah dia ilmu di dada?
Adakah hilang begitu saja?
Apalah guna ilmu di dada,
Jika hatimu masih berbecak,
Lumpur dosa masih meloyakan,
Terpulanglah padamu,
Untuk membersihkan.
Sentuhan iman tentunya menyegarkan,
Tanpanya ilmu seharusnya memesongkan,
Kerana tanpa tujuan,
Tanpa iman,
Seolah memberi permata yang indah,
Pada si jahil yang menyangka,
Permata yang indah dibuat mainan.
Bebaskanlah dirimu dari penjara kejahilan,
Penjara kejahilan tidak mengenal mangsa,
Walaupun dirimu lulusan menara gading,
Ataupun penggarap kitab kejahilan,
Penjara kejahilan sentiasa mengejar,
Siapa yang lalai menjadi mangsa,
Siapa yang insaf gembira merdeka.
Fardhu `ain,
Fardhu kifayah,
Tuntutlah keduanya,
Amalkanlah keduanya,
Agar dirimu sejahtera,
Agar hidupmu ditiup bayu,
Bayu ketenangan , bayu kegembiraan,
Di bawah petunjuk,
Yang Maha Esa.
Nabi terakhir mendapat wahyu,
Wahyu pertama , Iqra' ,
Menyuruh membaca.
Manakah dia ilmu di dada?
Adakah hilang begitu saja?
Apalah guna ilmu di dada,
Jika hatimu masih berbecak,
Lumpur dosa masih meloyakan,
Terpulanglah padamu,
Untuk membersihkan.
Sentuhan iman tentunya menyegarkan,
Tanpanya ilmu seharusnya memesongkan,
Kerana tanpa tujuan,
Tanpa iman,
Seolah memberi permata yang indah,
Pada si jahil yang menyangka,
Permata yang indah dibuat mainan.
Bebaskanlah dirimu dari penjara kejahilan,
Penjara kejahilan tidak mengenal mangsa,
Walaupun dirimu lulusan menara gading,
Ataupun penggarap kitab kejahilan,
Penjara kejahilan sentiasa mengejar,
Siapa yang lalai menjadi mangsa,
Siapa yang insaf gembira merdeka.
Fardhu `ain,
Fardhu kifayah,
Tuntutlah keduanya,
Amalkanlah keduanya,
Agar dirimu sejahtera,
Agar hidupmu ditiup bayu,
Bayu ketenangan , bayu kegembiraan,
Di bawah petunjuk,
Yang Maha Esa.